selamat malam dunia..

Airmata bukan sekedar berarti kepedihan.
Tak jarang aku meneteskannya karena rasa syukur dan bahagia.
Yah, mungkin ada malam – malam dimana tetes air bening itu bergulir disini, mungkin saat itu ada hal yang membuatku tersedu.
Sudah sekian lama aku menutup lembaran ini, lembaran yang kini mulai kubuka lagi.
Aku terdiam cukup lama untuk memulai menorehkan tintanya kata demi kata.
Merangkainya menjadi satu makna yang tekadang bisa membuatku menghabiskan cukup banyak waktu untuk mencernanya.
Seperti kau lihat, apa yang kutuliskan ini seakan tak ada arah tujuannya.
Kusandarkan tubuhku di dinding, beralaskan bantal tidur. Berharap mengurangi sedikit rasa pegal di ruas – ruas tulang belakang.
Kuselimuti sebagian tubuhku dengan bed cover tebal, kau tahu.. nyaman rasanya.
Membiarkan jemari – jemari ini menari di atas kumpulan tombol keyboard, dan dengan penuh kesetiaan, sorot mata yang berangsur redup terus menemani.
Mungkin memang suasana ruangan ini tak mendukungku untuk merangkai sajak – sajak tersirat makna, atau mungkin suasana hatikulah yang justru mengiringi redupnya sorot mata ini.

Ah.. aku seperti sudah lupa rasanya menjadi pujangga amatir..
Kasihan.. kasihan mata ini.. dia pasti sangat lelah mengajariku melihat dunia hari ini.
Kasihan jemari dan tangan ini, dia pasti sudah letih mengajariku menggenggam dunia hari ini.
Begitupun kaki ini, dia pasti butuh istirahat setelah seharian menopangku berlari mengejar mimpi – mimpiku.
Dan paru – paru ini, berapa kali alveolus mengerjakan tugasnya seharian penuh ini??
Lalu berapa kali detakkan jantung mengiringi derap langkahku hari ini??
Juga lambungku.. maaf ya.. aku mengkhianatimu lagi hari ini... T.T

malam juga semakin larut.
beberapa mengatakan 'lebih baik kamu tidur'

yah, munkin sebelum mata lelah ini mengaduh perih dan meneteskan bulir bening berharganya lagi...
lebih baik kupejamkan ia, baringkan tubuh, dan terlelap.

selamat malam dunia...