“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat keatas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja ,hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya,serta mulut yang akan selalu berdoa”.

(Donny Dhirgantoro - 5 cm)

mar gheall orm

Foto saya
Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
kalo lo bilang gue bisa terbang, gue yakin lo bisa menghilang!

Sabtu, 24 April 2010

i said...

Heyoo..
Udah berapa lama aku gak dateng kesini?
cukup lama.
Gak biasanya vakum dari peredarang bloging. Hhha.

Well,
Hari – hari yang bisa dibilang cukup berat untuk kulalui.
Banyak hal terjadi, banyak masalah mendera, datang bertubi – tubi, seakan – akan bahagia bener tu masalah bertamu ke hidupku. Hha.
Mulai dari masalah pribadi, gejolak batin yang berada diantara ’ada dan tiada’, pengen marah, tapi pengen nangis.
Mau ketawa, tapi sedih banget. Mau ngomong, gak bisa bilang. Mau mengungkapkan banyak hal, tapi gak bisa kesampe’an..
Rasanya bener – bener menyiksa diri sendiri.

Trus masalah di rumah, orang tua yang marah, kata – kata yang buat aku merasa gak berguna hidup di dunia, gak ada gunanya ada dirumah ini.
Airmataku udah gak bisa ditahan lagi, akhirnya pecahlah bendungan air mata itu. Nangis se-sedih – sedihnya, jangan sampe orang rumah tau aku nangis, atau aku akan semakin jadi tempat pelampiasan emosi.

Trus masalah di eskul..
Hal yang buat aku emosi. Dengan seluruh beban tenaga dan pikiran. Beban tanggung jawab, moril... dan dengan mudahnya kata – kata luar biasa itu terlontar darinya. Kalau saja aku punya cukup tenaga, rasanya mau teriak sekencang kencangnya! Apa gak cukup semua kelelahan itu? Kanapa harus menambah masalah?

Dan masalah di kelas..
Kanapa masalah eskul harus dibawa ke kelas.
Salah ya? Saya salah berbuat demikian? Coba kalian ada di posisi saya, setelah bertanya baik – baik dengan kesabaran total dan hanya di jawab ‘gw males..’
Gimana gak marah..
Gimana gak emosi..
Aku gak gila hormat, aku gak pernah melarang apa yang mau dilakukan, tapi aku minta tolong satu hal.
Konsekuen. Konsisten! Se suslit itukah untuk menyerahkan dedikasi buat tugas ini??
Sesulit itukah memberi kabar??

Coba kalian jadi aku,
Coba pikir...
Aku udah sangat sangat lelah mengemban tugas itu. Aku tau kalian pun demikian, bahkan aku memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari pada kalian.
Tolong..
Tolong..
Hargai sedikit kerja keras kita.

Bayangkan rasanya saat pikiran penat dengan segala masalah, ditambah tekanan tugas yang membombardir, fisik yang terkuras staminanya setelah olah raga, lambung yang tiba – tiba bermasalah, mual yang keterlaluan tiba – tiba mendera, vertigo yang menyiksa itu tiba - tiba datang..
Ditengah semua sakit dan letih yang aku rasa, kalian justru menyindirku habis – habisan dengan sindiran yang buat aku itu sangat sangat menyiksa...
Kalian gak tau kenapa aku berbuat demikian.
Kalo kalian tau.. mungkin kalian gak akan menyindirku, tapi aku gak pernah bawa masalah eskul ke kelas..
Tapi apa?? Harusnya kalian mendamaikan, kalau mau membantu bukan begitu caranya...

Dan apa aku salah saat rasanya tubuhku lemas, aku muntah, lalu aku terkapar dengan berlinangan airmata di depan kalian, manahan sakit di lambungku, di kepalaku, dan di hatiku..
Bukan aku yang mau terkapar di depan kalian.
Aku gak minta kalian memperhatikanku.
Aku sudah sangat terbiasa tanpa seorangpun yang memperhatikanku saat aku drop. Aku udah terbiasa. Tapi waktu itu aku gak sanggup lagi nahan sakitku..
Aku gak sanggup lagi untuk duduk..
Aku lemas...

Aku coba untuk kuat,, tapi aku gak bisa.
Di sana tangisku pecah!
Semua rasa sakitku bercampur jadi satu. Sedihku tentang rasa hatiku, rasa sakitku mendengar kata – kata orang tuaku, rasa kesalku mendengar jawabannya, rasa lelahku dengan semua hal yang terjadi, dan airmata itu berlinang tanpa komando tanpa permisi.

Silahkan..
Saat aku terkapar gak berdaya di lantai kelas aku udah berpikir ; silahkan.. silahkan sindir aku lagi. Siksa aku lagi dengan kata – kata kalian. Kalau perlu injak – injak aku. Bunuh aja kalau kalian mau!

Atau aku ingin berteriak ”BERHENTI MENYIKAPI SESUATU DENGAN SOK TAU KALAU KALIAN GAK TAU APA – APA !!”
Tapi bahkan untuk ngomong aja aku gak punya tenaga. Dan aku yakin kalian gak bisa membaca nya dari mimik kesakitan di wajahku..

Udah lah..
Kalo aku nulis tentang ini, entah kekacauan apa lagi yang akan memenuhi alam pikiranku.

Tenang, aku udah menyelesaikan semua masalah itu dengan rapi.
Cool down, aku selalu semangatin diriku sendiri untuk selalu senyum, senyum dan jangan tunjukkan hatiku yang gak berhenti menangis itu. Jangan sampe ada yang tau aku ‘kesakitan’.
Mungkin aku dibilang munafik, tapi apa gunanya aku menunjukkan sedihku ke kalian?? Apa kalian bisa bantu aku?? Atau menambah masalah lagi?

Udah.. udah..
Semua masalah udah selesai. Sekarang waktunya kembali fokus ke tugas, harus bisa tampil maksimal di acara perpisahan XII.
Konsekuen dengan tugas itu..

Hha, mungkin kalian gak nyambung ya baca postingan ini.
Gomen, hha,,


Dan aku benar – benar bersyukur, aku masih diberi kesempatan untuk bernapas dan berdiri setelah terkapar gak berdaya.
Masih di berikan kesempatan ada bersama yang lainnya latihan untuk perpisahan..
Aku juga sangat berterimakasih kepada seseorang yang selalu mendengar ceritaku, menyemangatiku, melakukan banyak hal untukku agar aku berhenti bersedih dan bisa tersenyum lagi.
Terimakasih..

Tapi ada satu hal juga yang mengusikku..
Orang itu bukan kamu.

Aku selalu menunggu saat kamu bisa ada di sampingku, mendengar ceritaku, memberiku semangat, mendukungku, menghapus airmataku..
Tapi kamu kemana? Kamu ada dimana saat aku butuh kamu?
Kamu gak ada disana.. kamu gak ada..
Aku cari kamu, aku tunggu kamu. Tapi kamu tetap gak ada.

Lalu kamu berkata kamu senang dia bisa buat aku tersenyum lagi.. dan kamu berharap kamu bisa sepertinya
’semoga aku bisa seperti itu..’

Maksud kamu apa?
Kamu gak tau kan aku yang berharap dia adalah kamu?
Kamu gak tau kan saat dia melakukan banyak hal untukku yang aku pikirkan adalah, seandainya yang melakukan itu semua adalah kamu.

Tapi kenapa kamu justru gak ada?
Aku maklum, aku coba mengerti..
Tapi tetap rasanya...
Secara gak langsung itu menambah rasa sedihku.

Lalu kamu bilang kamu mau mendengar semua ceritaku, kamu mau membantuku.
Tapi ternyata apa? di waktu yang sama kamu malah bilang kalo di hari itu kamu ada acara lain..
Bersama orang lain.
Yah.. tak apa..

Aku merasa.. merasa,,
Ah..
Iya aku tau. Lagipula siapa sih aku? Si abnormal. Ya kan?!
Apa pentingnya aku?
Ugh..

Maaf ya.. maaf..
Maafkan kesalahanku.
Harusnya aku lebih bisa mengerti kamu.. maaf.. kuharap kamu mau memaafkanku.

Meski aku yakin kamu gak sadar denga kata – katamu sendiri.

”It’s too late apologize
It’s too late...”

Lirik lagu yang terkadang sangat ingin kulontarkan..
Ah.. bodohnya aku. Bodoh.

Maaf...

Gyahahaha.. ngapain aku nulis kalimat – kalimat di atas??
Aneh aneh aja..
Unimportant..
Udah lah Au, gak usah dipikirin..

:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar