“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat keatas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja ,hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya,serta mulut yang akan selalu berdoa”.

(Donny Dhirgantoro - 5 cm)

mar gheall orm

Foto saya
Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
kalo lo bilang gue bisa terbang, gue yakin lo bisa menghilang!

Jumat, 19 Februari 2010

~yakusoku....~

Jika saat ini kau tengah terbuai dalam belai mimpi, hanya satu yang ingin kukatakan, ‘teruslah bahagia’.
Mungkin kau tak mendengar kata – kataku, namun setidaknya kau merasakan kehadiranku.
Aku sadar bahwa impianku terlalu tinggi.
Padahal,, bahkan kau pun tak bisa melihatku.

Aku memang tak tampak, aku maya, aku t’lah mati..
Namun setidaknya mengertilah bahwa kita pernah mengukir tawa, melukis dunia dengan canda.

Ingatkah kamu saat hujan membasahi rumput – rumput ilalang?
Hari itu kita bersama sepanjang waktu, bercerita tentang diri kita, tersenyum, tertawa bahagia.
Ingatkah kamu bahwa pada hari itu kau mengajakku melukis pelangi?
Kemudian kau mewarnai wajah kita dengan cat air, dan kita berteriak
“Kita Pelangiii...!!!!!”

Kurasa kau sudah lupa.
Kau hanya diam, inginku genggam tanganmu lagi, merasakn hangatnya kasih sayangmu yang selalu tercurah.
Tapi hari dimana kita mengukir nama kita di pohon tua itu telah berlau. Berganti kepedihan sepanjang masa.
Karena aku lebih dulu pergi.

Masih terkenang jelas dipikiranku ketika tetes demi tetes air matamu mengalir. Membasahimu, mengiringi kepergianku.

Kau letakkan mawar disisi jasad kaku ku, hadiah ulang tahun terakhir yang kau beri untukku.

Mawar itu masih kusimpan, masih cantik, masih semerbak. Persis seperti saat pertama kali kau berikan padaku.
Dan hari itu terulang lagi, kini.
Kubawakan mawar itu, kuletakkan disisimu.. mengiringi kepergianmu.
Dan aku juga menangis, sepertimu menangisi aku.

Dan tiba – tiba aku tersentak, kau datang dari belakangku, tersenyum padaku dan kemudian mendekapku erat.

“adikku tersayang,, akhirnya kakak menemukanmu...”

Dan hatiku ikut menangis. Mengiringi ucapku,,

“maafkan aku, kakakku.. karena aku telah meninggalkanmu..”

Dan pelukanmu semakin erat..

“maafkan kakakmu ini,, yang tega membiarkanmu sendirian..”

Dan kita berjanji, dibawah rintik hujan, sama seperti waktu itu..

“aku tak akan meninggalkanmu lagi..aku tak akan membiarkanmu menangis sendirian lagi...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar