“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat keatas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja ,hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya,serta mulut yang akan selalu berdoa”.

(Donny Dhirgantoro - 5 cm)

mar gheall orm

Foto saya
Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
kalo lo bilang gue bisa terbang, gue yakin lo bisa menghilang!

Selasa, 28 September 2010

Selamat Datang Cinta

nah.. ini cerpen ke dua ku yang temanya cinta.
mungkin beberapa orang gak ngerti bacanya, karena memang ini bukan kisah cinta antara 2 anak manusia. yeah. tapi bukan juga anak hewan lho.

ini kisah cinta antara Hati - dan orang yang dicintai Hati. tapi Kepala gak pernah mau terima. mungkin cerita ini lebih kepada konflik batin dalam diri seorang anak manusia.

hmm.. trus endingnya agak kacau, karena cuma dalam waktu 2 menit aku tulis. ntar mungkin akan aku perbaikin lagi..

well, check it out.. :)))


Selamat Datang Cinta

- sebuah cerpen-


Hati berkata melalui senyumnya.
Ini pertama kalinya Bibir tak lelah tersenyum, juga pipi yang tak lelah merona.
Hari itu Hati terbangun pagi sekali, memang tidurnya tidak nyenyak, ada sosok wajah indah yang terus mengganggunya. Ia tidak bisa terpejam, kalau ia coba memejamkan Matanya, bayangan wajah indah itu pasti datang menghiasi mimpinya.
Kepala agak bingung dengan keceriaan mendadak Hati. Ia bertanya ”ada apa Hati? Mengapa kau terus tersenyum seperti itu??”
Mata yang melihat bayangan Hati di cermin turut menyahut ”Hati cantik, Hati sungguh bercahaya.”
Hati malu – malu menyahut ”lihat.. lihat.. kalian bisa lihat sosok itu kan??” Hati menujuk sebuah lukisan indah di dindingnya. ”indah... dia yang membuatku begini..”
Kepala sekali lagi bingung. Ia mengerutkan dahi. ”Mata,..” kata Hati ”kamu bisa lihat kan.. betapa indah wajahnya, betapa manis senyumannya.. betapa lembut ia memperlakukanku..” Mata mengangguk. ”lalu Telinga,” lanjut Hati ”kau bisa mendengar desah suaranya yang dalam itu kan? Nada bicaranya yang lembut, hangat sekali...” jelas Hati yang tersipu. ”iya Hati.” kata Telinga ”aku pernah mendengarnya menyebut namamu dengan nada mengalun bagai desir ombak yang menggetarkan jiwa”
Kepala semakin bingung dengan keadaan Hati, Mata dan Telinga. ”ah, kalian berlebihan...” ujarnya.
Hati mengambil secarik kertas, lalu bolpoin, dan memohon pada Tangan untuk membantunya menuliskan sebuah nama dengan huruf cetak kapital. ”KA’’
Hati tersenyum memandang barisan huruf itu, lalu menoleh pada Kepala. ”Kepala, kamu masih merekam hal - hal manis yang pernah aku dan dia lakukan ’kan?”
Kepala terdiam sejenak, membongkar brankas file –file rahasia. Dia agak bingung, mengapa rekaman memori tersebut ada di brankas file rahasia. ”ada, Hati..” katanya. ”tapi.. mengapa semua ini ada di bagian rahasia??”
Hati menyahut ”karena bagi aku dan dia, ini adalah rahasia. Rahasia yang manis. Tidak ada seorangpun tahu betapa berartinya dia untukku..”
Mata terpejam, Bibir mengatup, Tangan melemah, Kepala tertunduk, dan Hati terdiam sejenak.. ”aku tak ingin kehilangan dia...” Hati sayup berbisik.
Hari itu berakhir. Mata, Telinga, dan Bibir paham betul bahwa Hati sedang jatuh cinta. Namun tidak dengan Kepala. Kepala penuh dengan logika dan pemikiran, dia pasti tidak paham dengan Hati yang berbunga - bunga karena cinta.
Mata mencoba menjelaskan pada Kepala bahwa ‘KA’ telah membuat Hati luluh, ‘KA’ begitu indah di mata Hati.
Telinga coba mengajarkan Kepala untuk mendengar. Mendengar kata – kata yang sering diucapkan ‘KA’, mulai dari obrolan biasa, frase – frase dan puisi indah yang mungkin tanpa sadar disyairkannya untuk Hati, sampai ‘KA’ yang coba melucu, bercanda dan membuat Hati tertawa.
Tangan juga berbicara pada Kepala, katanya ”hey Kepala, ‘KA’ itu sangat baik pada Hati. Aku tahu kau takut terjadi hal buruk pada Hati jika ia dekat dengan ‘KA’. Tapi aku selalu tahu, bahkan ‘KA’ tidak pernah berani bahkan untuk sekedar menggenggam tangan Hati. Tapi lebih dari itu, kemana pun Hati pergi, ‘KA’ pasti akan selalu ada di sampingnya. Menjaganya lebih dari sekedar menggenggam Tangannya. ‘KA’ sangat menyayangi Hati, aku yakin karena Hati bahagia bersama ‘KA’.”

Hari berlalu, dan hari itu hujan turun deras sekali, tak ada matahari di hari Hati. Hati terus termenung. Kepala memandang Hati tak berkedip, ia kemudian memanggil Mata, Telinga, Tangan dan yang lainnya. Kepala mengadakan sebuah rapat paripurna raksasa bagi Hati. Disana ia membawa serta Logika.
Logika mewakili Kepala membuka sidang ”semuanya, aku telah membuka lembar demi lembar memori Hati. Aku tidak mengerti apa yang terjadi pada Hati, tapi jika kalian berkata bahwa Hati jatuh cinta pada ‘KA’, lalu apa artinya rekaman senyum dan tawa ceria Hati saat ia bersama orang lain, maksudku, laki – laki lain??!!”
Bibir angkat bicara ”apa kau pernah memperhatikan senyuman Hati? Apa senyum Hati lebih tulus saat bersama orang lain? Aku selalu menemani Hati yang tersenyum juga tertawa, dan hanya bersama ‘KA’-lah Hati dapat tersenyum begitu mengagumkan. Senyum yang sangat berarti, juga tawa yang begitu ceria”

Kepala angkat bicara ”gunakan logika! Aku juga melihat sosok laki – laki lain yang selalu memperlakukan Hati dengan lembut, menemani kemanapun Hati pergi, memperhatikan Hati, dan bahkan hal lain yang tidak pernah dilakukan oleh ‘KA’. Begitupun sebaliknya, Hati senang atas perlakuannya, Hati juga membalasnya”
Tangan menyahut ”Kepala, coba kau bongkar lagi file – file mu. Apa pernah Hati sebegitu inginnya mengenang saat - saat itu? Bukankah saat semua itu terjadi justru Hati merasa sedih. Sedih karena bukan ‘KA’ yang ada di sampingnya saat itu.. Hati berlaku baik, karena itulah Hati. Hati sangat baik, Hati sangat lembut, Hati tak pernah ingin menyakiti orang lain.. jika Hati berkata lembut padanya, atau menyemangatinya, itu hanya karena Hati ingin bersikap baik layaknya TEMAN.. Hati sangat menyayangi ‘KA’..”

Sebelum Kepala angkat bicara lagi, Mata lebih dulu bersuara ”kumohon, lihat! Lihatlah wahai Kepala. Apa ada laki – laki yang begitu memperhatikan Hati dan diperhatikan Hati selain ‘KA’? Apa ada laki - laki yang begitu ingin melihat Hati tersenyum juga yang ingin dilihat senyumnya oleh Hati selain ‘KA’?”
Telinga melanjutkan ”Apa ada laki – laki yang begitu lembut berkata pada Hati dan Hati pun sangat lembut berbicara padanya selain ‘KA’? Apa ada suara laki – laki lain yang ingin didengar Hati saat ia terpuruk selain suara dan dukungan semangat dari ‘KA’?”
Dan mereka menyahut bersamaan ”TIDAK ADA”

”Tapi..” kata Kepala ”aku pernah melihat Hati menangis tersedu setelah menerima telepon atau SMS dari ‘KA’. ‘KA’ pernah berkata bahwa mereka semua sama, hanya teman. ‘KA’ juga menyukai perempuan lain, bukan hanya Hati. ‘KA’ tidak pantas untuk Hati yang tulus mencintainya, ‘KA’ menduakan Hati dengan orang lain. Hati selalu sabar dan tampak tegar, tapi sesungguhnya Hati menangis. Hati memang kuat, aku percaya itu. Tapi Hati juga punya perasaan. Aku hanya tidak ingin Hati terluka hanya karena mencintai ‘KA’ yang ternyata tidak membalas perasaannya. ’KA’ hanya bisa menyakiti Hati. ’KA’ tidak akan bisa membuat Hati bahagia. ’KA’ tidak akan mau menemani Hati disaat susah..”

”lalu apa artinya perlakuan ‘KA’ terhadap Hati selama ini?”

”mungkin saja ‘KA’ hanya kasihan melihat Hati. Bukankah Hati memang lemah dan sakit – sakitan? Mungkin saja Hati adalah pelampiasan ‘KA’ karena dia tidak bisa mendapatkan cinta yang diinginkannya dari orang lain? Buktinya adalah, ‘KA’ sering sekali melukai Hati. Dan aku tidak ingin ‘KA’ lebih jauh lagi menyiksa Hati. Sudah cukup.”

”Kepala!” kata Mata. ”kau kejam sekali, kau picik sekali. Logika terlalu menguasaimu. Hidup tidak hanya butuh logika. Tapi juga perasaan. Apa kamu pernah mengerti perasaan Hati yang mendengar semua ucapanmu? Hati pasti sangat sedih. Hati terlalu baik untuk bersedih..”

Suasana semakin tegang.
Hati terlunta, mulai merangkai kata.
“semuanya.. terimakasih.. ” Hati menyeka air matanya.
”aku memang tersiksa jika dia bersama gadis lain. tapi bagiku kebahagiaan ‘KA’ adalah kebahagiaanku. Meskipun mungkin dia tidak mencintaiku seperti aku mencintainya. Meskipun dia menyayangi orang lain dan tidak menyadari betapa aku sangat menyayanginya. ‘KA’ adalah pribadi yang luar biasa dalam pandanganku.”

Hati mulai menangis, dia meremas dadanya, rasanya sakit sekali. Teramat perih. Mata menangkap luka Hati itu. Sementara Kepala justru menatapnya tajam. ”lalu untuk apa kamu mencintainya?”
Kepala hanya ingin satu hal, dan Hati tahu itu. Satu hal, kebahagiaan Hati.
”kepala..” kata Hati. ”kau ingin aku bahagia kan?” tanya Hati sesengukan. Kepala mengangguk tegas. ”kalau begitu, biarkan aku mencintainya” jelas Hati.

”tapi kau tak akan bahagia karena mencintainya! Dia tidak bisa membuatmu bahagia? Bagaimana mungkin aku bisa membiarkanmu mencintai seseorang yang selalu menyakitimu?” cecar Kepala

”cinta itu indah..” lanjut Hati. ”cinta bekerja pada ruang yang luas, dan pekerjaan utamanya adalah memberi. Memberi apapun yang diperlukan oleh orang - orang yang dicintai, agar dapat menjadi lebih baik lagi.” Hati menarik napasnya dalam.
”para pecinta sejati adalah mereka yang senantiasa memberi dan terus memberi semua hal terbaik tanpa mengharapkan balasannya”

”itu kan filosofimu!” kata Kepala
Hati menengadahkan wajahnya pada Kepala ”dan yang memberi pasti akan selalu menerima”
”aku tidak pernah berharap cintaku terbalaskan olehnya bila ia terluka karenanya. Cukup bagiku bila ia bahagia, karena yang kuinginkan adalah memberinya kebahagiaan”
Sesaat mereka hening, saling adu pandang. Pandangan yang menyiratkat kekokohan masing – masing.

Kemudian Hati memalingkan wajahnya, ia merasa ada yang datang dan membuiatnya merasa hangat kembali.
Mata mendengar derap langkah pelan mendekat. Semakin dekat, semakin dekat, dan semakin hangat. Sesuatu itu begitu menyilaukan.

”seharusnya kalian semua mengerti. Cinta itu suci. Seharusnya. Cinta itu anugerah. Seharusnya. Meski banyak orang menodainya. Meski banyak orang mengkhianatinya. Sesuangguhnya cinta itu luar biasa. Seharusnya.”

Semua terdiam. Dia melanjutkan. ”apa yang kalian rasa ketika aku ada disini”
Kepala tertunduk, Mata juga. Hati pun turut serta. Tangan, bahkan Logika.
Mereka menjawab serempak ”kehangatan”

”aku telah datang. aku... CINTA”

________________________________________________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar